Rabu, 30 Desember 2015

Musuh Dari Musuh Saya Adalah Teman Saya II

Advanced

   Sebagai salah satu contoh yang saya temukan disitus, perempuan Suriah ditangkap dan diperkosa..

Aida
   "Penganiayaan terhadap perempuan digunakan sebagai strategi untuk melemahkan pihak lawan dari sudut pandang psikologis. Kondisi itu menjadikan perempuan target di tengah konflik yang tengah berlangsung," kata laporan itu, seperti dilansir stasiun televisi Al Arabiya, Selasa (26/11).


   Seperti yang dialami oleh seorang perempuan bernama Aida, 19 tahun berasal dari Tartus di pesisir Suriah. Keluarganya dikenal dekat dengan kelompok anti-pemerintah Ikhwanul Muslimin. Dia ditangkap antara Oktober 2012 hingga Januari 2013. Dia mengaku diperkosa di dua tempat terpisah, termasuk oleh tiga tentara sehari sebelum dihadapkan ke pengadilan.

   "Seorang penyelidik meninggalkan saya di ruangan itu dan kembali bersama tiga tentara kemudian memperkosa saya. Awalnya saya melawan sekuat tenaga tapi yang kedua saya tak kuasa lagi," kata Aida.


   Namun pejuang Kurdi ini yang membuat saya merinding dan kagum. Perempuan cantik dan rela demi tanah airnya ini bernama samaran Rehana yang berperang di Kobane. Dianggap pahlawan, karena sudah menumpas lebih dari 100 anggota ISIS.

Rehana/pejuang Kurdi
    Dia hanya dikenal dengan nama samaran Rehana. Gadis cantik yang berperang di Kobane itu dianggap pahlawan setelah menumpas sekitar 100 militan ISIS. Namun, Rehana diyakini sudah tewas di medan tempur, di Kobane, wilayah perbatasan Turki dan Suriah. Sosok Rehana kini tenar di media sosial dengan fotonya yang mengenakan pakaian khas pejuang Kurdi dan pose mengacungkansimbol “V” sebagai simbol kemenangan.

 
   Gadis cantik Kobane, Kurdi, yang berjuang mempertahankan tanah airnya dari kelompok ISIS tersebut telah menginspirasi para pejuang Kurdi untuk terus berperang melawan kelompok ISIS atau Negara Islam Irak dan Suriah.
 
   ”Ini tidak aneh bahwa wanita (Kobane) berjuang,” kata wanita tua asal Kobane kepada Wahida Kushta, jurnalis kantor berita AP setelah mempersiapkan pemakaman seorang gadis muda Kobane yang tewas dalam perang. ”Tidak ada perbedaan antara ‘singa’ jantan dan ‘singa’ betina,” katanya lagi yang menjuluki para pejuang Kobane dengan sebutan singa.
 
   Rehana bukanlah satu-satunya gadis muda Kobane yang mengobarkan perang melawan ISIS. Banyak wanita muda Kobane yang mengorbankan nyawanya demi mempertahankan tanah airnya.
 
   ”Saya kehilangan banyak teman untuk ini, dan saya memutuskan ada kebutuhan untuk bergabung,” kata Afshin Kobani, seorang guru wanita berusia 28 tahun yang sekarang berjuang di garis depan di Kobane, yang dilansir news.com.au, Senin (27/10/2014).
 
   “Ini adalah tanah kami, dan jika kita tidak melakukannya, siapa lagi yang akan melakukannya?,” lanjut dia.
 
   ”Kami sama saja dengan laki-laki, tidak ada perbedaan,” ujar Afshin. ”Kita bisa melakukan semua jenis pekerjaan, termasuk mobilisasi pasukan bersenjata,” imbuh dia.


   Dikutip dari Dailymail Selasa, 28 Oktober 2014, teman yang berprofesi sebagai jurnalis itu menyebut foto yang dipublikasikan ISIS memiliki bentuk wajah yang berbeda. Wanita di dalam foto, ujar jurnalis yang tidak ingin disebut namanya itu, adalah pejuang wanita Kurdi lainnya. 

Kini, Rehana diyakini tinggal di bagian selatan Turki. 

   "Dia teman saya dan saya bisa pastikan bahwa dia masih hidup. Foto pejuang wanita yang dipenggal bukan foto Rehana," ungkap jurnalis itu. 

   Dia mengaku melihat Rehana meninggalkan kota Kobani saat terjadi peperangan di sana pekan lalu. Dia pun akhirnya dipaksa untuk meninggalkan Kobani. Rehana, kata jurnalis itu, diyakini kini tinggal sebagai seorang pengungsi di Turki. Kemungkinan di bagian selatan Provinsi ?anliurfa. Walau begitu, hingga saat ini dia masih kehilangan kontak dengan Rehana, sebab menjalani perjalanan terpisah. 

   "Dia saat ini berada di Turki. Saya akan mencoba untuk memperoleh nomor teleponnya, karena saya telah kehilangan kontak. Dia berhasil dievakuasi dari Kobani dan saya masih tinggal di sana saat itu. Di awal pertempuran di Kobani, Rehana telah pergi," papar jurnalis itu. Dailymail juga berbicara dengan teman Rehana lainnya yang membenarkan foto pejuang wanita yang dieksekusi bukan Rehana. 

   "Bentuk wajah [yang ada di foto itu] bukan dia," kata teman yang menolak memberikan identitasnya. 

   Namun, jurnalis bernama Abdel Qader mengaku berhasil telah mengontak Rehana. Dia juga mengklarifikasi rumor yang menyebut Rehana telah membunuh 100 pejuang ISIS di Kobani. 

Menurut dia, rumor itu tidak benar. 

   Kali pertama isu Rehana masih hidup bermula dari pengakuan jurnalis lepas Swedia, Carl Drott, yang mengaku telah bertemu dia di upacara Unit Pertahanan Wanita Kurdi (YPJ). Drott mengatakan wanita di foto itu sekilas mirip Rehana namun jika dilihat dari dekat terdapat perbedaan. 

   Banyak roman-romannya ISIS bakal kalah, baik cepat maupun lambat. Ini beberapa bukti yang saya dapati disitus yang sering saya kunjungi..

   1. Jet tempur Rusia gempur kilang minyak ISIS di Suriah (pendanaan ISIS)

   2. Dalam rekaman suara, Baghdady akui ISIS dalam tekanan.
   Kelompok militan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Jumat lalu merilis sebuah rekaman yang diduga berisi suara pemimpin mereka Abu Bakar al-Baghdadi. Dalam rekaman berdurasi 24 menit yang disebar lewat Twitter itu Baghdadi mengakui pasukannya dalam tekanan setelah dibombardir pasukan koalisi Amerika Serikat dan Rusia. Dalam rekaman suara itu sang khalifah juga mengancam negara Israel.
   "Semakin hari kami semakin dekat dengan kalian. Jangan dikira kami melupakan kalian," ujar Baghdadi, seperti dilansir the Jerusalem Post, Sabtu (27/12).
   "Allah menciptakan kaum Yahudi untuk berkumpul di Israel dan perang melawan mereka menjadi lebih mudah. Sudah kewajiban setiap muslim untuk berjihad," seru Baghdadi.
   "Wahai kaum Yahudi, kalian tidak akan nyaman di Palestina. Allah sudah mengumpulkan kalian di Palestina supaya kaum mujahidin bisa segera menyerang kalian dan kalian akan bersembunyi di balik batu dan pepohonan. Palestina akan jadi kuburan kalian," ujar Baghdadi.
3. ISIS dipukul mundur dari Kota Tikrit
4. Pasukan Irak rebut kembali Kota Ramadi dari ISIS
5. Makin banyak anggota keluar dari ISIS (tidak mendapatkan apa yang telah dijanjikan ketika direkrut; gaji tinggi, kaum hawa, fasilitas/tidak punyakemampuan berperang dan takut mati). Bulan lalu dilaporkan ada sekitar90 anggota militan didekat Kirkuk yang menyerahkan diri kepada pasukan Kurdi.
   Yang lebih menguatkannya lagi pernyataan dari Tirai Besi dan Negeri Beruang Putih...

Rusia: ISIS bakal tamat riwayatnya di 2016


Merdeka.com - Rusia tengah gencar menyerang markas kelompok teror Negara Islam Irak dan Syam (ISIS). Karena itu, di tahun yang baru nanti, Rusia sudah punya resolusi untuk menumpas habis ISIS.
Disebutkan oleh Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikail Galuzin, Rusia serius menggalang koalisi internasional melawan ISIS.
"Kami akan meneruskan usaha kami untuk membentuk koalisi internasional melawan teroris," seru Galuzin, di Tanjung Priok, Jakarta, kemarin.
Galuzin menambahkan, dunia harus bersatu melawan terorisme. Bukan untuk memperlihatkan siapa yang paling hebat, namun untuk menjaga kedamaian dan stabilitas dunia.
"Pasti ada beda antara Rusia dan Amerika Serikat dalam melawan terorisme, namun kita harus bersati. Perbedaan bukanlah isu yang sebanding dengan melawan terorisme," lanjut dia.
Walaupun demikian, Rusia mengakui jawaban dari negara lain masih belum sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Beberapa negara masih takut untuk berkoalisi melawan kelompok teror itu.
Namun, Galuzin melanjutkan, negaranya terus berusaha untuk berbicara dengan negara-negara lain untuk menjadi rekan bersama dalam melawan terorisme.
"Kami tidak akan menyerah. Kami harap negara lain ikut membantu melawan terorisme. Kami terbuka untuk kerja sama termasuk dengan Indonesia untuk mendamaikan dunia," imbuhnya.
Adapun Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dikabarkan menolak kerja sama empat negara untuk melawan terorisme yang diajukan Rusia. Koalisi lawan teroris itu gabungan dari Suriah, Iran, Irak dan Rusia, yang akan berbasis di Ibu Kota Baghdad, Irak.
Alasan Presiden Erdogan menolak koalisi tersebut lantaran adanya Presiden Suriah Basyar al-Assad. Galuzin mengatakan penolakan Erdogan itu terkesan melindungi teroris.
"Erdogan, mereka mendukung ISIS karena pesawat kami melawan ISIS. Mereka mendukung terorisme, sehingga tidak mau bergabung dalam koalisi ini," kata Dubes Rusia itu.

   Semua tulisan saya itu sudah saya banding dari jauh-jauh hari dengan situs-situs lainnya dan saya simpulkan dibuku catatan saya. Akhir-akhir ini memang saya selalu nonton di acara tv ''Kabar Dunia'' disalah satu stasiun televisi yang berlogo merah atau kontra terhadap pemerintah, pada jam 00:00 WIB. Hitung-hitung untuk menambah keakuratan berita khususnya di Timur Tengah. Karena kabar yang tersaji selalu ''LIVE''. Semoga bermanfaat bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar