Senin, 18 Agustus 2014

MERAH PUTIH KITA

Lagu Indonesia Raya, yang dikemukakan oleh Wage Rudolf Supratman. Lagu yang tak asing lagi kita dengar ini menandakan kelahiran pergerakan nasionalisme seluruh Nusantara di Indonesia yang pro terhadap ideologi "Indonesia" sebagai penerus Hindia Belanda dari pada dipecah menjadi beberapa kolonia. Lagu yang menghantarkan kepintu semangat ini dimainkan pada upacara bendera, yakni bendera Indonesia. Dinaikkannya penuh khidmat dan gerakannya yang diatur serta penuh haruan karena cintanya terhadap Indonesia, khususnya pada saat tenggal 17 - Agustus.
Mari mengulas masa lampau. Indonesia merdeka pada tanggal 17 - Agustus - 1945. Yang memproklamasikan kemerdekaan itu sendiri, yakni yang sering kita ketahui ''bapak proklamator'' atau ''orang nomor satu RI'45" alias Soekarno. Sungguh, dedikasinya tak dapat kita balas yang telah mengorbankan demi bangsa ini. Banyak sekali yang kita ketahui tentang dia, tak mungkin aku jelaskan demikian banyaknya. Namun aku yakin, siapapun yang membicarakan tentang Soekarno, ia tahu siapa Soekarno serta langkah kongkret apa yang telah ia lakukan untuk Indonesia yang tercinta ini. Ia adalah manusia inspirasi banyak orang, termasuk diriku. Aku sangat terinspirasi dengan manusia itu. Mulai dari cara berpikirnya, ketegasannya, keberaniannya, dan demokratisnya yang lebih dari cukup untuk seorang jiwa pemimpin. Entahlah, apa yang akan terjadi pada bangsa ini, jika tanpa sosok bung karno.
Kembali ke poin diatas, Indonesia yang pada sebelumnya dijajah oleh Belanda selama tiga setengah abad. 350 tahun bukan waktu yang sebentar. Apa rasanya jika kita hidup pada zaman itu dan apa yang harus kita lakukan pada saat itu ? Ya, tidak lain dan tidak bukan adalah mengusir para penjajah dan secepatnya segera ingin merdeka serta diakui oleh negara lain. Tetapi pernyataanku barusan hanyalah pernyataan belaka saja, artinya tidak mudah menjalankannya dan dalam menjalankannya tidak semulus paha Cherrybel. Penjajah yang datang hanya memanfaatkan kekayaan negara ini, itu menurut kolonial, seperti yang dilontarkan oleh Anies Baswedan, "cara berpikir yang mengatakan kekayaan bangsa adalah minyak, gas, tambang, adalah cara berpikir penjajah kolonial, kekayaan terbesar sebuah bangsa adalah manusianya" .
Ya, aku setuju dan sependapat dengan mas Anies itu. Karena kekayaan terbesar bangsa adalah manusianya. Sebesar apapun, sebanyak apapun, setinggi apapun minyaknya, gasnya, tambangnya, apabila tak dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh manusianya, maka akan sia sia saja. Seperti di negeri ini, manusianya belum begitu mahir dalam memanfaatkan dan mengolahnya secara baik. 
Selain dibidang ekonomi, kita berbicara tentang pahlawan-pahlawannya. Mungkin tidak ada yang tahu berapa jumlah korban yang mati atau berapa jumlah korban yang menjadi salah satu budak kolonial. Hanya saja seseorang bisa menerkanya dengan pikiran dan mulut yang asbun. Kronisnya, para pahlawan melawan hanya dengan bambu runcing dan sebutir demi butir batu saja.
Dari kesimpulan diatas aku bermaksud meluruskan kiprah, pikiran yang masih melawan arus. Aku beri contoh.. Ketika upacara bendera sedang berlangsung aku heran, masih ada saja manusia-manusia yang tak tahu syukur, maksudku saat sang merah putih dinaikkan dan seluruh peserta upacara dimohon untuk hormat. Tetapi realistisnya masih banyak yang tidak hormat, mereka saling bercanda, membuat keributan sana-sini. Justru aku bersyukur, aku berpikir betapa susahnya para pahlawan kemerdekaan untuk menaikkan, mengobarkan, merah putih diujung tiang. Seperti yang ditegaskan oleh bung karno, "bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa pahlawannya (pidato hari pahlawan 10 nov 1961) " . Kita yang hidup dizaman reformasi, dizaman serba enak, serba bisa, mengapa tak hormat pada merah putih, mengapa bercanda didepan merah putih ? Secara tidak langsung mereka-mereka bercanda dan tak hormat kepada para pahlawan.
Saat mengheningkan cipta aku selalu merenungi dan merunduk, karena aku tahu tindakanku itu sebagai mana aku menghormati merah putih alias pahlawan kemerdekaan. Dan aku selalu berdoa untuk para pahlawan kemerdekaan, dan aku yakin, mereka-mereka mati syaid. Marilah untuk kita semua, baik generasi muda maupun lansia, aku memobilisasi kalian untuk berpikiran lebih bersih dan berjiwa dewasa untuk tanah air yang kita cintai dan kita banggakan ini.
Mari berbicara atau menelusuri sebenarnya merdeka. Indonesia adalah negeri yang diagungkan oleh pemerintah maupun rakyatnya. Akan tetapi, benarkah bahwa Indonesia sudah benar-benar merdeka ? Indonesia dianggap merdeka karena telah ada yang memproklamasikan kemerdekaan dan pengesahan dari negara lain. Merdeka bisa dikatakan jika menggambarkan rakyat yang bebas dari belunggu penjajah, dapat hidup layak, manusiawi. Rakyat yang belum berdeka menunjukkan bahwa negara itu belum merdeka.
Masih banyak rakyat Indonesia yang hidup dibawah garis kemiskinan, kelaparan, kebodohan, banyaknya korupsi merajalela oleh para pejabat, ini juga memperparah kemiskinan yang terjadi. Sebagian besar pula masyarakat Indonesia yang buta aksara dan menderita kebodohan adlah salah satu ciri negara Indonesia belum merdeka sepenuhnya. Jika seperti ini aku ingat ucapan bung karno. "perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tetapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri" . Selain itu, banyak pemuda Indonesia yang belum mampu menghargai salah satu produk Indonesia. Hal ini disebabkan juga oleh cara pemerintah dalam mengelolah sumber daya alam maupun produk dalam negeri. Seperti yang aku jelaskan tadi, bahwasanya kinerja manusianya yang harus signifikan. Seperti kata bung karno, "aku tinggalkan kekayaan alam Indonesia biar semua negara besar dunia iri dengan Indonesia, dan aku tinggalkan hingga bangsa Indonesia sendiri yang mengelolahnya" . Sebagian besar produk dengan kualitas pertama diekspor, sedangkan produk kedua dikonsumsi masyarakat dalam negeri.
Penjajah ekonomi secara nyata masih terjadi oleh bangsa asing di Indonesia penambangan emas terbesar dan berkualitas terbaik didunia oleh PT. Freeport. Dari penambang tersebut, 99% hasilnya dinikmati oleh PT.Freeport yang dikelolah oleh Amerika dan, 1% sisanya adalah untuk negara pemilik tanah. Bahkan, masyarakat terjajah meskipun sudah bersekolah ketingkat pendidikan yang cukup tinggi. Masyarakat yang mentalnya terjajah hanya memikirkan tentang jabatanpenting dan gaji yang luar biasa.
Salah satu hal yang dapat berpengaruh terhadap Nusantara kita terhadap Indonesia adalah budaya berbahasa Indonesia. Banyak sekolah di Indonesia yang menggunakan bahasa asing dilingkungan sekolahnya. Hal ini yang menyebabkan pelajar Indonesia terbiasa menggunakan istilah asing. Beberapa perusahaan asing yang mendirikan kantor di Indonesia juga mewajibkan karyawannya yang WNI untuk berbahasa asing. Hal ini menunjukkan rasa percaya diri menggunakan bahasa Indonesia.
Banyak peristiwa disekitar kita yang menunjukan bahwa kita masih terjajah secara ekonomi, mental, maupun kebebasan berbahasa.
Oleh karena itu, tanamkanlah dalam jati diri kita bahwa kita belajar sampai ke tingkat yang tinggi demi kemajuan bangsa Indonesia, bukan karena jabatan atau gaji besar. Dengan ketulusan kita dimulai dari sekarang, kita pasti bisa menunjukkan Indonesia yang merdeka sepenuhnya. Belajar bahasa asing tetaplah penting, tetapi hal itu jangan membuat kita mengabaikan Indonesia dan jati diri kita sebagai orang Indonesia yang tanahnya sudah kita tiduri dan kita kencingi. Dan kita tanamkan diprinsip kita seperti yang diucapkan oleh Jhon F. Kennedy, "ask not what your country can do for you - ask what you can do for your country" .
Mungkin hanya itu saja yang dapat aku sampaikan untuk hari ulang tahun kemerdekaan Indonesia yang ke-69 kepada seluruh rakyat Indonesia. Semoga bangsa ini kembali menjadi macan Asia, bahkan macan dunia. Mulai dari kesejahteraannya, kemakmurannya, keamanannya, bersih dari penyelewengan dan lain sebagainya.
Satu lagi, ingat kata bung karno, "tuhan menciptakan bangsa untuk maju melawan kebohongan elit atas, hanya bangsanya sendiri yang mampu merubah nasib negerinya sendiri" .

"Genggaman tangan rakyat menandakan merah, semangat berkobar, putih, suci dan ketulusan hati. Cintailah, hormatilah, dan hargailah bangsa ini seperti engkau menghargai diri kau sendiri sampai kau mati dan bergabung pada tanah air ini''

-sultan-