Sabtu, 20 Juni 2015

Berhenti Diimsak Atau Subuh ?

   Assalamualaikum sahabat-sahabat yang dirahmati Allah SWT. Alhamdulillah kita telah memasuki bulan suci Ramadhan. Tapi sebentar, itu semua karena rida dan rahmat dari Allah SWT, yang telah memberi napas panjang, kesehatan, dan rezeki. Yang belum bersyukur kepadanya dimulai dari sekarang ya.
   Kali ini saya tidak membalas soal puitis, melainkan membahas soal religius, yakni kapan kita berhenti makan atau minum ? saat imsak atau adzan subuh?  . Perbedaan ini yang kadang membuat kita bertanya-tanya sendiri. Biar tidak terlalu lama, mari kita simak pembahasan dari saya sendiri (tidak berdasarkan opini).
    Puasa telah berjalan dihari ketiga. Ketika kami telah selesai sahur, kami pun masuk kamar masing-masing. Saat pukul 04.32 WIB (yang sebelumnya saya lihat), saya teringat bahwa belum minum air putih sehabis makan. Lalu saya mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih. Saya meminumnya dua kali gelas tersebut. Ketika hendak meminum, sang kepala keluarga yang dihadapan saya  mengatakan "loh udah imsak loh ini, kok masih minum. ini loh" sambil menunjuk kearah kertas jadwal-jadwal dibulan Ramadhan. Lalu ia menambahkan "puasa itu diambil hikmahnya". Baik, kisah itu yang membuat saya menulis diblog ini.
    Imsak kala itu menduduki pukul 04.29 WIB. Dan adzan subuh pukul 04.39 WIB. Saat kejadian diatas berlangsung saya hanya tersenyum sedikit dan menikmati air putih yang saya minum serta berbicara didalam hati "abang lebih percaya hadist dari pada yang ditunjuk". Setelah habis meminum saya memasuki kamar lagi. Baik, saya akan mendalami cerita ini.
   Dalam ( Q.S Al-Baqarah : 187 ) "maka sekarang  campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dan benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam". Bingung ya ? hahaha. Ini diperjelas, diriwayatkan Al-Bukhari (hadits no. 1919) dari 'Aisyah radhiallahu 'anha bahwasanya Bilal mengumandangkan adzan pada suatu malam. Kemudia Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "makan dan minumlah sampai Ibnu Ummi Maktum mengumandangkan adzan. Sesungguhnya dia tidaklah mengumandangkan adzan hingga fajar terbit". Nah itulah yang dimaksud fajar sobat. Oke, saya akan memperdalam cerita ini.
   Diriwayatkan Abu Daud (hadits no. 2350) dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu; dia berkata "Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "jika seseorang diantara kalian telah mendengar panggilan (adzan, pen.) sedangkan bejana masih di genggaman tangannya maka janganlah dia letakkan bejana itu sampai dia menyelesaikan keperluannya". Masha Allah, kita dipermudah sekali ya diagama islam. Saya juga pernah membaca, Rasul pernah mengatakan "sesama manusia untuk saling mempermudah bukan mempersulit".
   Nah, sekarang sudah mulai ada gambaran kan sobat ? kini saya akan mengcrossing dari kisah saya yang diatas. Namun masih dalam konteks imsak atau subuh. Mari sobat kita simak lebih dalam lagi.
   Umar bin Al Khottob mengatakan "jika dua orang ragu-ragu mengenai masuknya waktu subuh, maka makanlah hingga kalian yakin waktu subuh telah masuk" . Tapi yakinnya jangan yakin subuh jam 6 ya sobat hahaha. Dari Waki', dari 'Amaroh bin Zadzan, dari Makhul Alazdi, ia berkata, "aku melihat Ibnu 'Umar mengambil satu timba berisi air zam-zam, lalu beliau bertanya pada dua orang, "apakah sudah terbit fajar subuh ?" . Salah satunya menjawab, "sudah terbit" dan satu lagu menjawab "belum" . (Karena terbit fajarnya masih diragukan), "akhirnya beliau tetap meminum air zam-zam tersebut".
   Jika seseorang mendengar adzan pada waktu yang tepat  atau fajar maka wajib baginya berpuasa, untuk yang muslim. Tetapi jika muadzin mengumandangkan adzan sebelum terbitnya fajar atau tidak berdasarkan waktu yang sah, tidak wajib bagi seseorang untuk memulai puasa, serta diperbolehkan makan dan minum sampai waktu yang sah. Tetapi bagaimana jika seseorang tadi tidak tahu keadaan muadzin, apakah si muadzin beradzan sebelum fajar atau sesudahnya ? . Maka yang utama adalah lebih hati-hati dan mulailah berpuasa. Diperjelas lagi sobat, rasul pernah bersabda "tinggalkanlah segala sesuatu yang meragukanmu menuju segala sesuatu yang tidak meragukanmu" .
   Agak lega ya sobat udah bisa nangkapnya. Dihari ketiga itu juga saya berbuka bersama keluarga dari kepala keluarga saya di daerah Manggarai. Ketika waktu isya saya bersegera ke mushola terdekat sekaligus menunaikan sholat tarawih. Saat sebelum tarawih sang khotbah menyampaikan hal yang sama, yakni konteks imsak atau subuh. Dan sabda-sabdanya sama persis dengan yang saya telah ketahui. Bisa gitu ya ? tapi tidak terlalu penting sih buat sobat ketahui hahaha.
   Paradigma diatas saya sudah tau, namun sabda rasul dan sahabatnya saya kutip dari googeling supaya lebih meyakinkan para hati dan pikiran sobat-sobat. Semoga bermanfaat bagi para pembaca khususnya si penulis. Semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, aammiin. Terakhir nih sobat, "sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasulnya mereka termasuk orang-orang yang sangat hina" (58:20), (kalau yang itu saya hafal hehehe).
Wassalam'ualaikum sahabat
    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar